Jelang laga Barcelona vs Athletic Bilbao di Camp Nou, ada baiknya kita melihat kembali sejauh mana sejarah persaingan dua tim Spanyol ini.
Seperti diketahui, Barcelona sedang berada dalam masa sial setelah menerima kekalahan ketiga berturut-turut. Fatalnya, kekalahan itu diperoleh dari musuh bebuyutan mereka, Real Madrid, di laga pamungkas Piala Raja. Walhasil, harapan mengoleksi dua gelar di musim ini --alih-alih treble winner-- pupus sudah.
Akhir pekan ini, tim Catalan kembali dihadapkan pada laga berat. Menjamu Athletic Bilbao di Camp Nou tentu saja akan merepotkan mengingat Bilbao pernah menaklukkan Barca di San Mames beberapa bulan lalu. Belum lagi, mental pemain yang merosot setelah dikalahkan Atletico Madrid di semifinal Liga Champions (1-2), Granada di La Liga (0-1), dan Real Madrid di Copa del Rey (1-2).
Ujian ini semakin berat bila kita menilik sejarah persaingan kedua tim. Apa saja? Simak berikut ini.
1. Kegagalan Diego Maradona
Diego Maradona berusia 22 tahun kala Barcelona
merekrutnya dari Boca Juniors tahun 1982. Uang
senilai 5 juta pound dikeluarkan oleh Presiden Josep Luis Nunez saat itu untuk
memboyong Si Anak Emas ke Camp Nou. Tentu saja Nunez mendatangkan Maradona,
juga bersama pelatih Cesar Luis Menotti demi mengembalikan kejayaan Barca yang
saat itu tengah puasa gelar Liga Spanyol nyaris 10 tahun. Musim pertama,
Maradona masih gagal mewujudkan ambisi sang presiden karena titel juara terbang
ke wilayah Basque tempat klub Athletic Bilbao bermarkas.
2. Persaingan Sengit 1983
Pada musim keduanya, tepat 31 tahun lalu, Maradona
berambisi besar merebut titel juara dari kubu San Mames. Perang urat syaraf pun
kerap terjadi hingga ke jajaran pelatih dua kubu. Awalnya Menotti kerap mengeluarkan
kritikan terhadap permainan keras menjurus kasar yang dipertontonkan Bilbao.
Mendengar hal itu, pelatih Bilbao saat itu, Javier Clemente, tidak tinggal
diam. Ia balas mengkritik kehidupan pribadi Menoti, alih-alih urusan sepak
bolanya. Kubu Bilbao juga kerap mengkritik kebijakan Barca yang mengumpulkan
pemain bintang, seraya membandingkannya dengan kebijakan memainkan
pemain-pemain murni asal Basque yang dilakukan Bilbao. Jadilah rivalitas panas
tersaji bahkan sebelum laga bergulir.
3. Tekel Brutal Andoni “Goiko” Goikoetxea
Saat laga bergulir pada September 1983 itulah puncak
permusuhan terjadi. Salah
satu tekel paling brutal terjadi di Stadion Camp Nou. Tekel dari belakang yang
dilakukan oleh bek Bilbao Andoni “Goiko” Goikoetxea terhadap Maradona membuat
Si Anak Emas terjungkal, berguling-guling memegangi engkelnya sembari berteriak
“It’s broken! It’s broken!” Goiko sendiri memang memiliki reputasi sebagai
pemain kotor. Setahun sebelumnya, ia juga mencederai lutut Bernd Schuster. Akibat cedera
tersebut, Maradona harus beristirahat selama tiga bulan dan atas aksi
brutalnya, Goiko dihukum tidak boleh bermain sebanyak 18 kali pertandingan.
4. Kegagalan Kedua Barcelona
Pada akhir musim,
Bilbao kembali tampil sebagai kampiun, sementara Barcelona berada di posisi 3.
Barca kian meradang karena mereka juga menyerah 0-1 dalam final Copa Del Rey
atas Bilbao.
5. Perkelahian Massal
Pada akhir laga final Copa Del Rey tersebut, terjadi
perkelahian massal terkenal yang melibatkan pemain kedua tim. Enam pemain,
termasuk Maradona akhirnya dihukum larangan bertanding.
6. Hukuman Maradona
Hukuman yang dijatuhkan akibat perkelahian massal pada final Copa Del Rey
akhirnya tidak dijalani Maradona karena ia kemudian hijrah ke Napoli.
ADS HERE !!!