Alquran dan Perjanjian Lama memiliki pernyataan yang berbeda
mengenai Haman. Alquran menyebut Haman hidup sezaman dengan Firaun, di zaman
Nabi Musa as. Akan tetapi, Perjanjian Lama menegaskan bahwa Haman adalah
pembantu raja Babilonia yang hidup sekitar 1 abad lebih setelah Nabi Musa as.
Manakah yang benar, Alquran atau Perjanjian Lama? Berikut adalah
data dan fakta seputar perdebatan Haman.
1.
Haman
Disebut Enam Kali dalam Alquran
Kata
“Haman” disebut di enam tempat berbeda dalam Al Qur'an, di mana Al Qur'an
memberitahu kita bahwa ia adalah salah satu dari sekutu terdekat Fir'aun.
2.
Haman Tidak
Disebut Taurat, Tapi Ada dalam Injil
Anehnya,
nama “Haman” tidak pernah disebutkan dalam bagian-bagian Taurat yang berkaitan
dengan kehidupan Nabi Musa AS. Tetapi, penyebutan Haman dapat ditemukan di
bab-bab terakhir Perjanjian Lama sebagai pembantu raja Babilonia yang melakukan
banyak kekejaman terhadap Bani Israil kira-kira 1.100 tahun setelah Nabi Musa
AS.
Pernyataan
yang kontradiksi ini dijadikan oleh orang-orang di luar Islam untuk membantah
kebenaran Alquran tentang masa hidup Haman.
3.
Teka-teki
Hieroglif
Hingga abad ke-18, tulisan dan prasasti Mesir kuno tidak
dapat dipahami. Bahasa Mesir kuno tersusun atas lambang-lambang dan bukan
kata-kata, yakni berupa hieroglifik. Dengan tersebarnya agama Nasrani dan
pengaruh budaya lainnya di abad ke-2 dan ke-3, Mesir meninggalkan kepercayaan
kunonya beserta tulisan hieroglif yang berkaitan erat dengan tatanan
kepercayaan yang kini telah mati itu. Bahasa gambar dan lambang telah
terlupakan, menyisakan tak seorang pun yang dapat membaca dan memahaminya. Sudah
tentu hal ini menjadikan pengkajian sejarah dan kepurbakalaan nyaris mustahil.
Keadaan ini tidak berubah hingga sekitar 2 abad silam.
4.
Hieroglif
yang Terpecahkan
Pada tahun 1799, rahasia hieroglif Mesir kuno terpecahkan
melalui penemuan prasasti “Batu Rosetta.” Penemuan mengejutkan ini berasal dari
tahun 196 SM. Prasasti ini ditulis dalam tiga bentuk tulisan: hiroglif, demotik
(bentuk sederhana tulisan tangan bersambung Mesir kuno) dan Yunani. Dengan
bantuan naskah Yunani, tulisan Mesir kuno diterjemahkan. Penerjemahan prasasti
ini diselesaikan oleh orang Prancis bernama Jean-Françoise Champollion. Dengan
cara ini, banyak pengetahuan tentang peradaban, agama dan kehidupan masyarakat
Mesir kuno menjadi tersedia bagi umat manusia dan hal ini membuka jalan kepada
pengetahuan yang lebih banyak tentang babak penting dalam sejarah umat manusia
ini.
5. Fakta 1 : Haman
Pembantu Dekat Firaun
Bantahan tentang kebenaran Alquran terus dilancarkan sampai dipecahkannya huruf hieroglif Mesir di abad ke-19. Ketika
hieroglif terpecahkan, diketahui bahwa Haman adalah seorang pembantu dekat
Fir’aun, dan “pemimpin pekerja batu pahat".
6.
Fakta 2: Haman Pemimpin
Pekerja Batu Pahat
Dalam kamus People in the New Kingdom , yang
disusun berdasarkan keseluruhan kumpulan prasasti tersebut, Haman disebut
sebagai “pemimpin para pekerja batu pahat”.
7.
Ayat
tentang Firaun dan Haman
Temuan ini mengungkap kebenaran
sangat penting: Berbeda dengan pernyataan keliru para penentang Al Qur'an,
Haman adalah seseorang yang hidup di Mesir pada zaman Nabi Musa AS. Ia dekat
dengan Fir'aun dan terlibat dalam pekerjaan membuat bangunan, persis
sebagaimana dipaparkan dalam Al Qur'an.
Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui
tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian
buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan
Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang
pendusta". (QS. Al Qashas, 28:38)
Ayat dalam Al Qur'an tersebut yang
mengisahkan peristiwa di mana Fir'aun meminta Haman mendirikan menara
bersesuaian sempurna dengan penemuan purbakala ini. Melalui penemuan luar biasa
ini, sanggahan-sanggahan tak beralasan dari para penentang Al Qur'an terbukti
keliru dan tidak bernilai intelektual.
ADS HERE !!!