Tak banyak orang yang melakukan kesalahan
kemudian meminta maaf. Sebenarnya ini adalah masalah pertama yang kita temui
dalam upaya kita menjaga keharmonisan hubungan. Namun ada kalanya beberapa
orang cukup berani meminta maaf. Masalah lain yang muncul, dan sepertinya
terasa lebih berat, adalah keberanian untuk memaafkan.
Anda merasakan hal itu? Merasa sulit
memaafkan kesalahan orang yang telah berlaku tidak adil kepada Anda? Maafkanlah.
Jika terasa berat, mungkin Anda harus tahu betapa memaafkan adalah teladan
sikap hebat yang berdampak dahsyat bagi kesehatan Anda.
1. Pemaaf Adalah Orang yang Sehat Jiwa dan
Raga
Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan
Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik
jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka
berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya
secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa
berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit
punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah
berkurang pada orang-orang ini.
2. Pemicu Kebahagiaan
Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah
demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang
telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan
bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti
harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan,
lemah semangat dan stress.
3. Kemarahan Mengganggu Proses Berpikir
Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang
dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:
Permasalahan tentang kemarahan jangka
panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang
sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan
tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu.
Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa.
Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih.
4. Marah Merusak Keseimbangan Emosional
Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness"
[Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan
Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan
terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri
orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka.
5. Hubungan Marah dan Serangan Jantung
Para peneliti percaya bahwa pelepasan
hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan
kekentalan yang bertambah dari keeping-keping darah, yang memicu pembekuan
darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan
jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan
menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya
memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.
Gimana? Masih sulit memaafkan orang lain? :)
ADS HERE !!!